Cara Pandai Atur Keuangan Jelang Lebaran
Sebentar lagi akan memasuki bulan
puasa, dan setelah 1 bulan menjalankan ibadah puasa dan menahan nafsu hari Raya
Idul Fitri pun tiba. Logikanya, pada bulan puasa kamu bisa menghemat
pengeluaran. Karena dari pagi hingga sore puasa, tidak makan dan minum.
Praktis, alokasi uang untuk membeli jajanan selama bulan puasa juga lebih
sedikit. Paling-paling hanya untuk jajan saat berbuka puasa saja.
Namun faktanya tidak seperti itu.
Pengeluaran selama bulan puasa malah berlipat-lipat. Usut punya usut, ternyata
hal ini disebabkan oleh banyaknya undangan buka puasa bersama dari teman,
kolega kantor, alumni sekolah, sampai tetangga-tetangga di kompleks rumah.
Padahal banyak pengeluaran Hari
Raya Lebaran yang harus diantisipasi. Selain untuk menyediakan masakan
istimewa, kamu juga kudu siap-siap mengalokasikan dana angpau untuk sanak
keluarga. Pengeluaran bisa makin membengkak bila berencana mudik ke kampung
halaman.
Bagi yang karyawan mungkin
tertolong dengan cairnya THR (tunjangan hari raya) yang biasanya dua pekan
sebelum hari H Lebaran. Namun apakah cukup? Kalau enggak cerdas memaksimalkan
keuangan menjelang lebaran, yang ada malah defisit!
Oleh karena itu kamu harus
mengelola keuangan agar setiap sen uang yang dimiliki bisa terkontrol dalam
pengeluaran. Tetapi bagaimana caranya? Tenang, berikut beberapa tips untuk
memaksimalkan keuangan menjelang lebaran yang bisa langsung dipraktekan.
Membuat dan Mengontrol Budget
Sebelum hari pertama puasa
dimulai kamu harus sudah membuat budget untuk Bulan Ramadhan. Kemudian,
sisihkan dari pendapatan yang didapat untuk alokasi budget itu.
Rinci dengan detail semua anggaran
selama Bulan Ramadhan. Misalnya anggaran untuk baju Lebaran, anggaran kue,
anggaran ketupat dan opor, anggaran angpau keluarga, anggaran untuk memenuhi
undangan buka puasa, sedekah, zakat, dan anggaran lainnya yang disesuaikan dengan
pemasukan yang Anda miliki.
Lalu, kalkulasi semua kebutuhan
dengan menambah lagi 10 persen untuk jaga-jaga. Lalu angka 10 persen itu
menjadi ambang batas atas yang dapat ditolerir dalam pengeluaran.
Atur Jadwal Belanja
Banyak orang menjadi konsumtif
jelang lebaran. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Alhasil, momen ini
membuat banyak orang melakukan pembelian secara impulsif. Dengan meningkatnya
jumlah permintaan harga-harga parang pun cenderung naik.
Nah, agar tidak mendapat harga yang
mahal karena terlanjur naik lebih baik mengatur jadwal belanja untuk keperluan Hari
Raya. Caranya dengan riset terlebih dulu waktu yang pas belanja pakaian sampai bahan
makanan.
Pada umumnya harga pakaian akan
cenderung lebih murah mendekati hari Raya Lebaran, karena jumlah diskon yang
diberikan juga akan semakin besar. Sedangkan untuk bahan makanan ada baiknya
membeli sejak jauh-jauh hari, terutama untuk bahan makanan yang tahan disimpan
dalam waktu yang lama.
Yang tidak kalah penting,
menjadwalkan belanja bisa menghindarkan diri kita dari keramaian di pusat
perbelanjaan.
Berpikir Kreatif
Bulan puasa adalah bulan penuh
berkah, yakinkan diri soal itu dan berusahalah untuk mendapat berkah tersebut.
Caranya adalah dengan berpikir kreatif, kreativitas anda bisa memaksimalkan pendapatan.
Karena pada umumnya orang-orang menjadi konsumtif jelang lebaran dan ini dapat
menjadi peluang usaha yang baik untuk anda. Silakan bercermin kepada orang lain
yang bisa memaksimalkan pendapatannya di bulan puasa dengan melakukan banyak
pekerjaan sampingan.
Ada yang tiba-tiba jadi reseller
baju muslimah, jualan menu berbuka puasa, menawarkan jasa parsel, delivery
makanan, dan lain sebagainya. Usaha kue-kue lebaran juga menjamur, kamu bisa
menjadi reseller atau mengkreasikan idemu sendiri. Artinya, ada peluang
ekonomi yang tercipta di bulan puasa. Tinggal bagaimana memanfaatkan peluang
itu dengan cerdik dan tepat sasaran.
Itulah beberapa tips yang bisa
kita semua aplikasikan, cukup dengan mengumpulkan niat dan kemauan saja. Semua
orang ingin melewatkan hari raya dengan bahagia dan sebisa mungkin tak menghamburkan
uang. Jangan sampai setelah Lebaran kita malah mengalami kesulitan keuangan
hingga harus berhutang.
Tulisan ini disumbangkan untuk
jadi artikel situs jadimandiri.org
Comments
Post a Comment