Demokrasi Indonesia Nyata dalam Demo 4 November Lalu

The November 4 (411) protest was one remarkable history of Indonesian democracy. It taught Indonesians many lessons, but the highlight is how the government has been maturing itself in responding a protest.
It was a surprise, and definitely a smart move, of the Police to use much more cooperative and humanist approach to deal with the protesters by beginning their security routines with praying and dhikr.


The way the security officials handle the protesters must be highly appreciated. Their effort to resist repressive actions, during the day, especially was a breakthrough. It was something new in our democracy. This was the key of the success of the government in 411 rally.

Despite some clashes between the protesters and the police, the overall protest has been very peaceful. What happened on November 4 was maybe beyond what the government may expect.
The violence level was relatively low with small number of casualties. One of the protesters dead because his previous asthma history, and not related to any attack or accidental shooting.
What happened in Penjaringan area was a criminal activity done by rascals, not protesters, but again the government has shown its readiness to handle such unexpected situation not to spread in other areas. In fact, it was actually not related to the protests. It was done by some irresponsible people who take advantage of the protest. Yet, the government could promptly took needed action to bring back situation to normal in relatively short time.
All in all, the government has done a marvellous job in dealing with this protest. What was feared was not occurring and all situation could be handled very well and wisely. We hope that this will be a new era of Indonesian democracy, which is more mature and humanist. Bravo!

Membaca tulisan di atas, saya terinspirasi untuk menulis tentang demo 4 November lalu:

Demo 4 November adalah aksi unjuk rasa yang dikoordinasi oleh sejumlah organisasi massa Islam di Jakarta dan sekitarnya. Sekitar 200 ribu orang diperkirakan ikut turun ke jalan dalam sebagai bentuk reaksi atas ucapan Gubernur DKI Jakarta (non-aktif) Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut Ahok yang dianggap menyinggung umat Islam. Pendemo sebagian besar berasal dari Jakarta tetapi ada juga yang dari luar kota, ikut bergabung dalam demo tersebut.

Aksi demo Jumat, 4 November 2016, yang terjadi beberapa hari lalu, menyita banyak perhatian masyarakat Indonesia. Bukan hanya menjadi sorotan warga Indonesia tetapi juga mata dunia. Beberapa sekolah, universitas, toko, kantor meliburkan murid / karyawannya karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untunglah kejadian yang ditakutkan beberapa orang tidak terjadi. Demo berjalan cukup tertib.

Sebelum memulai demo, para pendemo berkumpul di Masjid Istiqlal untuk menunaikan ibadah salat Jumat. Setelah salat Jumat, mereka akan melakukan long march menuju Istana Negara. Mereka menuntut agar pemerintah mengadili Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait dengan kasus dugaan penistaan agama. Waktu itu, Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fadli Zon dan Fahri Hamzah hadir di antara ribuan jemaah tersebut.

Pada demo kali ini, polisi menjalankan tugasnya dengan lebih humanis yakni sebelum memulai tugas keamanannya, mereka bersama-sama berdoa dan berdzikir. Selain itu, 300 polisi wanita (polwan) berjilbab juga dikerahkan untuk melakukan pendekatan secara persuasif kepada para demonstran dan 500 personel Brimob yang mengenakan sorban dan peci berwarna putih saat mengawal jalannya demonstrasi.

Meskipun pada malam hari terjadi sedikit kericuhan di minimarket yang berada di daerah Penjaringan, pihak kepolisian mengatakan kericuhan tersebut merupakan kegiatan brutal yang dilakukan oleh segelintir orang yang berusaha mengambil kesempatan dan bukan demonstran. Namun, polisi begitu sigap mengambil tindakan tindakan atas kejadian tersebut dan orang yang menjadi biang kerok sudah diamankan oleh polisi.

Kita perlu mengapresiasi kedewasaan demokrasi yang terjadi sekarang ini. Para pendemo yang menyuarakan aspirasinya dengan tidak anarkis dan para polisi yang menjalankan kewajibannya dengan baik.  Saya begitu menghargai dan terkagum oleh pengabdian dari polisi-polisi. Tindakan mereka yang cekatan dalam menghadapi suatu kejadian dan pengusutan akan masalah tersebut perlu diacungi jempol.

Kiranya kepolisian, pemerintah, dan warga Indonesia ke depannya lebih baik lagi dan juga demokrasi yang ada di negara kita bisa berjalan dengan baik. Kiranya keadilan juga boleh ditegakkan di negeri ini dan kiranya Indonesia selalu penuh keamanan, kedamaian dan penuh kesejahteraan. Amin.





Comments

Popular posts from this blog

The Day After Tomorrow dan Pemanasan Global

PGN Terus Sebarkan Energi Baik Gas Bumi ke Penjuru Tanah Air

Target 34.000 Pelanggan PGN Baru di Jatim