Pesantren Ini Beralih ke Gas Bumi


Berawal dari kelangkaan LPG, sekarang Lutfi Zamroni menggunakan gas bumi. "Gas bumi yang dipasok PGN ini 24 jam penuh setiap hari, gas dari pipa langsung ke kompor, mau masak pagi buta pun tidak masalah," ujarnya. Ia tidak perlu lagi pusing mencari LPG karena gas bumi PGN dapat digunakan kapan saja.

Lutfi Zamroni yang merupakan Kepala Bidang Sarana Prasaran, Pesantren Terpadu Darul Muttaqin menjelaskan kebutuhan akan gas bumi sangat primer karena Pesantren Darul Muttaqin, Surabaya, Jawa Timur karena harus memasak untuk makan santri yang jumlahnya 100 orang pada Selasa (5/4).

Selain selalu ada, gas bumi PGN sangat hemat dan praktis karena tidak perlu gotong-gotong tabung LPG dari warung / toko supplier LPG ke pesantren. Ia berharap, pelayanan ke pelanggan tetap baik dan penyaluran gas bumi oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) boleh tersebar lebih luas ke berbagai daerah, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat banyak.

Selain kisah Lutfi yang merasakan banyak manfaat dari penggunaan gas di Pesantren Terpadu Darul Muttaqin, ada pula kisah pondok pesantren Nurul Huda yang menggunakan kompor biomassa. Pesantren yang berlokasi di Bendungan Tengah, Keraton, Pasuruan, Jawa Timur, beralih dari LPG ke kompor biomassa PGN untuk memasak bagi 250 santri putri dan 200 santri putra.

Mereka beralih ke kompor biomassa PGN karena harga kayu bakar dan minyak tanah cukup mahal dan asap yang ditimbulkan dari proses pembakaran cukup berbahaya bagi kesehatan. Kompor biomassa PGN ini menggunakan pellet sebagai bahan bakarnya. Pellet tersebut dapat diperoleh dari limbah pertanian seperti bonggol jagung, jerami padi, serbuk gergaji, kayu dan lainnya yang telah melalui proses pemadatan. 7 ons pellet dapat digunakan untuk memasak sekitar 1-2 jam.

Pellet merupakan salah satu contoh bahan bakar dari energi baru terbarukan yang tidak menghasilkan asap sehingga aman bagi kesehatan. Kompor Biomassa tersebut diambil dari inovasi oleh PGN, untuk mendukung penggunaaan energi baru terbarukan di Indonesia dan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi impor.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi.



Comments

Popular posts from this blog

The Day After Tomorrow dan Pemanasan Global

Target 34.000 Pelanggan PGN Baru di Jatim

Amankah Pakai Gas bumi PGN ??