PGN sebagai Pengembang Utama Gas Bumi di Indonesia

Negara Indonesia memiliki cadangan gas bumi yang sangat melimpah, gas bumi sendiri merupakan sumber daya alam yang memiliki potensi luar biasa. Oleh karena itu banyak pihak pemerintah maupun swasta berusaha mengeksplorasi gas bumi. Salah satunya adalah PT. Perusahaan Gas Negara (PT. PGN), PGN yang merupakan salah satu perusahaan BUMN saat ini telah mengoperasikan 76% jaringan gas bumi di Indonesia. 


PGN terus berusaha memperluas jaringan pipa gas bumi di Indonesia. Pada akhir 2014 jaringan gas bumi PGN panjangnya sudah mencapai 6.161 km, dan hingga kuartal I-2016 PGN memiliki total jaringan pipa gas bumi sepanjang 7.100 km yang terbentang di seluruh penjuru tanah air. Pengembangan jaringan-jaringan gas terus dilakukan PGN untuk mensuplai kebutuhan gas masyarakat Indonesia, baik untuk rumah tangga maupun industri atau PLTU. Tidak berhenti di situ, PGN akan terus menambah jaringan pipa gas bumi untuk rumah tangga. Hingga 2019 mendatang, perusahaan pelat merah ini akan menambah 110 ribu sambungan gas rumah tangga.

Adapun dalam tiga tahun ke depan, PGN juga akan menambah jaringan pipa gas baik transmisi maupun distribusinya sepanjang lebih dari 1.650 kilometer (km). Rinciannya adalah proyek pipa transmisi open access (akses bersama) Duri-Dumai-Medan, pipa transmisi open access Muara Bekasi-Semarang, pipa Distribusi Batam (Nagoya) WNTS-Pemping dan pipa distribusi gas bumi di wilayah yang sudah beroperasi dan daerah baru lainnya. Dengan tambahan pipa gas tersebut membuat jumlah pipa gas bumi PGN pada 2019 nanti menjadi lebih dari  8.660 km. Jumlah ini akan meningkatkan kemampuan penyaluran gas PGN mencapai 1.902 juta kaki kubik (mmscfd).


Selain membangun jaringan pipa gas, PGN juga memiliki anak perusahaan PT Saka Energi Indonesia yang bertugas mencari sumber cadangan gas alam baru di sektor hulu untuk menunjang bisnis induk PGN. Saka Energi hingga saat ini berhasil memproduksi minyak dan gas bumi hingga 30.000 barel setara minyak per hari (barel oil equivalen per day/BOPD). Seluruh hasil produksi itu berasal dari blok-blok migas yang dikuasai Saka baik dalam negeri maupun luar negeri. Dari total 30.000 BOPD, 50% diantaranya memproduksi gas dan 50% sisanya memproduksi minyak. Blok Pangkah menjadi lahan migas yang berkontribusi paling besar. Selain di blok pangkah, produksi migas disumbang oleh Blok South East Sumatera (8,9%), blok ketapang (20%), dan di lapangan shale gas Fasken Texas, AS (36%). Rata-rata produksi di lapangan Fasken saat ini mencapai 190 juta kaki kubik per hari. 


Tidak selesai sampai disitu, PGN juga mengembangkan pemanfaatan gas bumi untuk kendaraan-kendaraan umum. Melalui kerjasama dengan permerintah daerah dapat dikembangkan angkutan umum berbahan bakar gas (BBG). Seperti bus transjakarta dan bajaj BBG yang terdapat di DKI Jakarta. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PGN membangun SPBG di berbagai daerah. PGN merencanakan membangun 60 SPBG dalam kurun waktu empat tahun kedepan, ujar Corporate Secretary PGN Heri Yusup. Pembangunan mulai dilakukan pada 2016 ini, hingga 2019. Lokasinya di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara, Batam, Purwakarta, Sukabumi dan Lampung. Saat ini, telah beroperasi lima unit SPBG dan lima unit Mobile Refueling Unit (MRU).


PGN sebagai perusahaan gas bumi di Indonesia telah berkembang sangat pesat dengan membangun berbagai infrastruktur yang berguna dalam kinerjanya. Komitmen PGN dalam menyebarkan energi baik gas bumi PGN ke seluruh masyarakat mendorong PGN terus berkembang dan berkembang. Hingga seluruh masyarakat di Indonesia dapat menikmati energi baik gas bumi PGN.



Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi


Referensi:

Comments

Popular posts from this blog

The Day After Tomorrow dan Pemanasan Global

Target 34.000 Pelanggan PGN Baru di Jatim

Amankah Pakai Gas bumi PGN ??