Gas Bumi Murah PGN Dinantikan Banyak Kalangan

Banyak kalangan yang menginginkan agar jaringan gas bumi murah PGN dapat menjangkau daerahnya. Mulai dari UKM hingga indusri besar semuanya ingin beralih ke sumber daya gas. Alasannya adalah gas bumi dari PGN lebih handal, pasokannya stabil dan tidak pernah terganggu. Seperti dikatakan oleh Aris seorang pengusaha lontong yang tinggal di Kampung Lontong Banyu Urip Lor, Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, Surabaya, jawa Timur. Untuk memasak lontong membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam.


Untuk itu dibutukan pasokan bahan bakar yang tak pernah putus selama memasak lontong tersebut. Pasokan bahan bakar yang harus selalu ada dan stabil tersebut terpenuhi dengan adanya gas bumi yang disalurkan melalui pipa oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).

Selain itu menggunakan gas bumi PGN juga lebih ekonomis, mengungkapkan bahwa pengeluarannya menjadi lebih hemat saat menggunakan gas bumi. Bahkan penghematan mencapai 50 persen. Dalam kondisi normal Aris memproduksi 1.500 potong lontong per hari yang dimasak melalui empat dandang, dengan menggunakan gas pipa biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 900 ribu per bulan. Sedangkan jika menggunakan gas tabung membutuhkan Rp 2 juta per bulan.

Hal serupa juga dikatakan oleh Nur Wahid, seorang pengusaha Nasi Jamblang di Cirebon yang menggunakan gas bumi yang dipasok PGN sebagai bahan bakar memasak jajanan khas kota udang tersebut sejak 2008. Menurut Wahidin, berkat menggunakan gas bumi saat ini dirinya bisa mencapai kesuksesan yang berasal dari penghematan bahan bakar memasak sebesar Rp 12 juta per bulan. Sebelumnya untuk produksi nasi jamblang, Nur menggunakan bahan bakar Liquefied Petroleum Gas (LPG), biaya yang dikeluarkan cukup besar Rp 18 juta sampai 20 juta per bulan. Tapi sejak jadi pelanggan PGN pada 2008, biaya tagihan gas bumi hanya Rp 7-8 juta per bulan. Selain mendatangkan penghematan, gas bumi yang di pasok PGN mengalir terus selama 24 jam, sehingga tidak ada kekhawatiran kehabisan bahan bakar saat memasak atau repot angkut-angkut tabung LPG.

Selain industri kecil manfaat gas bumi sebagai bahan bakar membawa dampak positif bagi industri besar, salah satunya PT Genteng Teracotta Industri yang mengandalkan gas bumi sebagai bahan bakar utama dalam produksi genteng keramik, yang sudah diekspor hingga ke Malaysia dan Singapura. Dengan menggunakan gas PGN, dalam sebulan mereka dapat memproduksi hingga 550.000 lembar genteng keramik. Selain membuat hasil genteng bersih, panas yang merata, karena itu walau saat ini persaingan bisnis genteng sangat ketat dengan munculnya genteng metal, pasar genteng keramik masih cukup luas. Genteng Keramik memiliki keunggulan seperti tahan puluhan tahun dan tahan segala kondisi cuaca.

Dengan berbagai keuntungan yang diperoleh masyarakat sangat antusias menyambut pembangunan jaringan pipa gas di daerahnya. Contohnya adalah para pengusaha Industri makanan dan minuman lokal, mereka berharap pemerintah berinisiatif untuk mendorong pengembangan jaringan gas di dalam negeri. Hal itu karena gas menjadi salah satu sumber energi yang dibutuhkan industri. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, ‎saat ini baru sebagian kecil industri yang memanfaatkan gas sebagai sumber energi dikarenakan keterbatasan saluran distribusi yang menghubungkan sumber gas dan industri. Hal ini yang dinilai harus menjadi perhatian pemerintah.

Mendengar banyak dorongan dan permintaan dari masyarakat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan membangun jaringan gas ke rumah tangga pada kurun waktu 2015-2019 bisa mencapai 1,3 juta sambungan. Selain memenuhi kebutuhan masyarakat pembangunan ini juga dapat mengurangi subsidi elpiji. Sudirman menyatakan, dengan investasi Rp 18,2 triliun dapat dibangun 1,3 juta sambungan hingga 2019, dan penghematan subsidinya bisa mencapai Rp 936 miliar.

Proyek ini dikerjakan juga oleh dua perusahaan negara yang membangun jaringan gas nasional, yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan juga PT Pertamina Gas (Pertagas). Dari target 1,3 juta sambungan rumah (SR) yang sudah terbangun sebanyak 204.766 sambungan. Dengan dana APBN setiap tahun hingga 2019, pemerintah akan membangun 900.000 sambungan. Sementara PGN bertugas  membangun 106.627 sambungan dan Pertamina sebanyak 88.607 sambungan. Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, PGN akan membangun sekitar 24.000 sambungan gas rumah tangga, dengan nilai proyek Rp 285,21 miliar di beberapa wilayah Surabaya. Proyek ini merupakan perluasan jaringan yang sudah ada. 

Hingga kini PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 rumah tangga, 1879 usaha komersial mal, hotel, rumah sakit, 1576 industri besar dan pembangkit listrik. Dengan adanya permintaan dari masyarakat dan juga support dari pemerintah, PGN dapat terus mengembangkan jaringan gas buminya. Membantu program swasembada energi pemerintah dan turut mengurangi biaya subsidi gas elpiji.

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi